Oleh: dr. Dito Anurogo, M.Sc.
Anda sering merasa pusing, penglihatan kabur, atau bahkan pernah pingsan saat berdiri dari posisi duduk atau bangkit dari tidur? Darah rendah memang bikin resah. Waspadailah hipotensi. Segeralah ke dokter untuk mendapatkan solusi.
Tekanan darah bervariasi sepanjang hari, tergantung dari kondisi fisik, posisi tubuh, ritme pernapasan, level stres, obat-obatan atau medikasi yang dikonsumsi, makanan dan minuman harian, serta waktu (pagi, siang, sore, malam). Tekanan darah diatur secara berkesinambungan melalui sistem saraf otonom sebagai keseimbangan sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bertindak untuk meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan denyut jantung dan menyempitkan arteriol. Sistem saraf parasimpatis menurunkan tekanan darah dengan menurunkan denyut jantung dan merelaksasikan arteriol untuk meningkatkan diameter pembuluh darah.
Hipotensi postural atau hipotensi ortostatik adalah menurunnya tekanan darah karena perubahan posisi. Misalnya dari posisi duduk lalu berdiri, atau dari posisi berbaring lalu berdiri.
Pada kondisi normal, gravitasi menyebabkan darah mengalir ke kaki saat seseorang berdiri. Tubuh akan mengkompensasi dengan meningkatkan denyut jantung dan menyempitkan pembuluh-pembuluh darah. Dengan (cara) demikian, memastikan bahwa tersedia cukup darah yang kembali ke otak. Pada penderita hipotensi (postural/ortostatik), mekanisme kompensasi ini tidak terjadi, sehingga tekanan darah menurun, memicu terjadinya beragam gejala seperti: pusing, sensasi jatuh, berputar, penglihatan kabur, dan bahkan pingsan (pada beberapa kasus).
Beberapa diagnosis banding atau problematika kesehatan yang menyerupai tekanan darah rendah adalah hipotensi benigna, syok distributif, syok kardiogenik, syok hipovolemik, syok obstruktif, syok hipotensif tipe kombinasi.
Sumber
Secara umum, hipotensi dapat bersumberkan: jantung dan pembuluh darah. Pada hipotensi yang bersumberkan jantung (cardiac), disebabkan karena output yang rendah. Dapat dijumpai pada keadaan: aritmia (ketidakteraturan ritme jantung), berupa: bradikardi (denyut jantung melambat), takikardi (denyut jantung bertambah cepat), fibrilasi. Penyakit struktural, misalnya: penyakit katub jantung, penyakit jantung iskemik, penyakit perikardial, tamponade jantung, penyakit kongenital, kardiomiopati obstruktif, kardiomiopati dilatasi, hipertensi paru-paru primer. Hipovolemia (penurunan volume darah), kondisinya berupa: perdarahan (hemorrhage), diare (mencret), dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), orthostatic volume shifts, obat golongan diuretik.
Untuk hipotensi yang bersumberkan pembuluh darah (vascular), dibagi lagi menjadi dua, yaitu: vasodilatasi sistemik, dijumpai pada kondisi: sepsis, anafilaksis, neurogenik, disfungsi otonomik, obat-obatan. Obstruktif, dijumpai pada: emboli paru-paru.
Penyebab
Beberapa kondisi berikut ini dapat menjadi penyebab hipotensi: problematika jantung, seperti: bradikardi, gangguan katub jantung, serangan jantung, dan gagal jantung. Problematika endokrin, seperti: hipotiroidisme, hipertiroidisme, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), hipoglikemia (penurunan gula darah), beberapa kasus diabetes. Kehilangan darah, seperti: kecelakaan, perdarahan organ dalam. Infeksi berat (septikemia). Reaksi alergi berat (anaphylaxis) yang dapat dipicu oleh: makanan, obat-obat tertentu, bisa/racun serangga, latex. Kehamilan; terutama kehamilan 24 minggu pertama, tekanan sistolik menurun antara 5-10 mmHg dan tekanan diastolik menurun antara 10-15 mmHg. Hal ini normal saja. Tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan. Kekurangan (defisiensi) nutrisi, seperti: vitamin B12, folat. Beberapa kondisi seperti: dehidrasi, demam, muntah, diare berat (dan berulang), olahraga berat.
Hipotensi juga dapat disebabkan oleh medikamentosa (obat) tertentu, misalnya: golongan alfa bloker (prazosin), beta bloker (atenolol, propranolol), diuretik (furosemide, hydrochlorothiazide), antidepresan golongan trisiklik (doxepin, imipramine), medikamentosa untuk penyakit Parkinson (pramipexole atau obat-obatan yang mengandung levodopa), sildenafil (terutama bila dikombinasikan dengan nitroglycerine), terapi untuk disfungsi ereksi (sildenafil, tadalafil, terutama bila diresepkan dengan obat jantung seperti nitroglycerin), golongan calcium channel blockers, golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors.
Solusi
Ada dua pendekatan yang dapat dan biasa dilakukan oleh tim medis, yaitu pendekatan farmakologis (pemberian obat) dan nonfarmakologis (perubahan perilaku atau gaya hidup).
Untuk pendekatan farmakologis, akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi penderita, apakah termasuk hipotensi ortostatik tipe hipoadrenergik (neurogenik) atau tipe hiperadrenergik.
Tujuan utama pemberian terapi adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan, mencegah terjadinya cedera lanjutan, menurunkan episode hipotensi ortostatik, mengurangi kerusakan organ target yang disebabkan oleh episode sinkop kronis dan dari hipertensi yang tak terkendali.
Terapi pilihan untuk penderita hipotensi ortostatik adalah golongan atau agen vasopressor untuk meningkatkan tekanan darah. Obat-obat yang boleh diberikan oleh dokter antara lain: fludrocortisone, midodrine, atau pyridostigmine.
Jika hipotensi masih berlanjut, dokter akan memastikan penderita tidak hipoglikemik, hipotermia, atau anemia/hipoproteinemia dan tidak terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Dokter akan melakukan tindakan segera dengan mengukur tekanan darah dan terapi korektif.
Untuk pendekatan nonfarmakologis, ada beberapa cara untuk mengurangi episode hipotensi ortostatik. Misalnya: mencegah terpapar lingkungan panas, menghindari konsumsi makanan atau cairan (minuman) panas, menghindari mandi dengan air panas/hangat di siang hari, sering makan makanan kecil (mengemil) yang rendah karbohidrat dengan minuman mengandung kafein, meningkatkan asupan garam sekitar 10-20 gram per hari, membatasi aktivitas dini hari dan setelah makan, memakai stockings ketat dan/atau “abdominal binder” (stagen, ikat pinggang) sepanjang hari (saat aktivitas), menghindari mengejan saat berkemih, meninggikan posisi kepala saat tidur, meminum air dengan cepat sebelum berdiri, aktif bergerak atau beraktivitas saat berdiri, hindari diam saja atau melamun saat berdiri, memakai pakaian lembab atau basah saat cuaca panas, meminum (minimal satu gelas) jus anggur sebelum tidur untuk efek vasodilator.
Hipotensi perlu segera diatasi oleh dokter, sebelum berlanjut menjadi komplikasi. Hipotensi dalam bentuk sedang dapat menyebabkan pusing, lemas, pingsan, dan risiko cedera akibat jatuh. Hipotensi level sangat rendah dapat membuat tubuh Anda kekurangan oksigen untuk menjalankan fungsinya, yang menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak Anda. Waspadalah. (dr Dito Anurogo MSc, dosen tetap di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Indonesia, saat ini sedang menempuh S3 di International PhD Program for Cell Therapy and Regeneration Medicine (IPCTRM), College of Medicine, Taipei Medical University (TMU), Taiwan)